Kamis, 7 Maret 2024 seluruh siswa siswi, guru, dan staf SMP Islam Mbah Bolong melakukan kegiatan megengan. Tradisi megengan tersebut menjadi kegiatan rutin di SMP Islam Mbah Bolong untuk menyambut datangnya bulan suci romadhon.
Menjelang romadhon, banyak tradisi yang kerap dilakukan oleh umat Islam di Indonesia. Salah satunya, ziarah kubur atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah nyekar.
Di SMP Islam Mbah Bolong tradisi megengan ini dilakukan dengan ziarah kubur ke makam para guru atau ulamak yang masih memiliki dzuriyyah dengan SMP Islam Mbah Bolong.
Tujuan dari kegiatan ini untuk menyambung sanad keilmuan, dengan mengetahui sanad kita bisa mengetahui dari siapa seseorang belajar ilmu agama, yang jika ditelusuri apakah berujung pada Nabi Muhammad SAW atau tidak. Tanpa sanad, kualitas keilmuan dalam Islam tidak dapat dijamin keabsahannya. Tujuan selanjutnya mengandung harapan bisa menjalankan ibadah puasa romadhon dengan tenang dan lapang dada.
Ada 9 rombongan bis, Perjalanan ziarah dimulai dari makam KH. Dhuha Tholhah (Watugaluh), beliau adalah mertua dari KH. Nur Hadi (Mbah Bolong) pendiri pondok fallahul muhibbin sebelum Mbah Bolong. Dilanjutkan perjalanan ke Tambakberas ke makam KH. Djamaludin Ahmad, KH. Wahab Hasbulloh, Mbah Zen (kapasan), Mbah Ainul Yaqin (Sumobito).
Dengan semangat dan tertib semua peserta berdoa membaca kalimat-kalimat toyyibah dipimpin langsung oleh KH. Nur Hadi Selain tahlil, juga memimpin Solawat Nabi dan memberi tausiyah sedikit, tentang manfaat tahlil dan megengan. Tahlil dikhususkan kepada ahli kubur yang sudah meninggal dunia, agar dosanya diampuni oleh Allah SWT dan segala amalnya di terima oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar